WARTAWAN KANTOR BERITA ONLINE KABAR65NEWS.COM DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK DILENGKAPI DENGAN KARTU PERS RESMI DAN NAMANYA TERDAFTAR DIBOX REDAKSI

Kabar65News

Menembus Peradaban

Pesantren Mambul Khairat Bersama Ikatan Alumni Sosiologi Untan Laksanakan Kegiatan Deradikalisasi

KETAPANG – Pondok Pesantren Mambul Khairat yang beralamat di Jalan Wolter Mongonsidi, Kelurahan Kauman, Kecamatan Benua Kayong, Ketapang, Kalbar, bersama Ikatan Alumni Sosiologi Untan, telah melaksanakan kegiatan Deradikalisasi dengan  tema Implementasi Pondok Pesantren Dalam Menangkal Paham Reladikalisme, Minggu (17/12/2017) pagi.

IPDA Sudrajad, KBO Satbinmas Polres Ketapang, salah satu pemateri pada acara tersebut mengatakan bahwa, saat ini yang terjadi adalah banyak anak muda yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menjadikan Indonesia terancam.

“Seperti yang terjadi di Timur Tengah. Dengan semakin menipis nya sumber energi seperti peristiwa yang terjadi di Timur Tengah karena bermuara pada hal tersebut”, kata Sudrajad.

Selanjutnya dikatan Sudrajad, bahwa saat ini banyak sekali berita hoax yang merupakan salah satu cara penyebaran paham radikal dan hal tersebut agar jangan langsung diterima begitu saja karena berita tersebut sengaja dibuat untuk memperkeruh situasi.

“Permasalahan selain bahaya radikalisme yang mengancam adalah narkoba karena jalur transportasi sudah semakin baik untuk masuk ke Ketapang”, tegas Sudrajad.

Sementara itu menurut Safwan Noor selaku Presiden AMSA, bahwa radikalisme merupakan cara dari individu dari seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dengan cara ekstrim.

“Salah satu contoh radikalisme adalah Ahmad Musyafik yang merupakan pimpinan Gerakan Fajar Nusantara yang mengaku sebagai Nabi”, ungkao Satwan Noor.

Safwan juga menyatakan bahwa, banyak pengikut dari paham radikalisme yang berpendidikan tinggi yang sangat mudah dimasukan paham tersebut.

“Peran santri di Indonesia sangat tidak diragukan dengan gerakan Islam, hal ini yang selalu dijaga agar tidak melenceng dari Pancasila”, kata Safwan.

Kemudian Safwan juga mengingatkan, peran Muslim di Indonesia dalam merawat kebangsaan adalah hal penting, di pesantren merupakan tempat pendidikan agama yang baik untuk menangkal paham radikalisme.

“Semua Agama, Suku, Ras, Berpotensi Melakukan Tindakan Radikalisme tanpa melekatkan pada satu agama atau pun 1 kelompok saja”, ujar Safwan.

Dikatakan Safwan lebih lanjut, Islam  memandang radikalisme tidak sesuai dengan ajaran, khususnya Indonesia yang menganut Islam Moderat, dengan masyarakat multikultural, bahwa paham ini tidak senafas dengan Islam Toleransi di Indonesia.

“Pondok Pesantren merupakan pintu gerbang dalam pembentukan akhlaq santriwan/santriwati, dalam menanamkan ajaran-ajaran Islam secara utuh dalam rangka memperkuat karakter dan mentalitas ideologis dalam upaya menangkal paham radikalisme untuk menciptakan Islam Rahmatan Lil Alamin”, tegas Safwan.

Diakui Safwan, bahwa Indonesia sedang menghadapi perang asimetris, karena cadangan SDE dan SDA Indonesia yang sangat strategis, dan menjadi perebutan negara-negara adikuasa, “maka Radikalisme dan Terorisme Merupakan Cara yang efektif dalam memecah belah elemen bangsa untuk memperlemah kondisi suatu negara, agar mempermudah penguasaan SDA dan SDE”, ungka Safwan.

Kegiatan yang berlangsung aman terkendali itu dihadiri sekitar 100 an orang, termasuk IPDA Sudrajat, KBO Satuan Binmas Polres Ketapang, Safwan Noor, Presiden Asean Muslim Student Asociation, dan Jamaluddin, Ketua Ikatan Alumni Sosiologi Untan.***(SP/k65news).

_______

“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS SEIZIN REDAKSI. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”

______

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *