Manager PLN Siap Salah Terkait Padamnya Aliran Listrik di Ketapang
KETAPANG – Seperti dikeluhkan oleh para konsumen, bahwa jaringan PLN Area Ketapang sangat sering mengalami gangguan sehingga aliran listrik baik di wilayah perkotaan maupun di wilayah pedalaman Kabupaten Ketapang, Kalbar, mengalami padam.
Atas kejadian itu banyak pihak menyesalkan karena berakibat terganggunya aktivitas dan banyaknya peralatan elektronik mereka yang rusak, bahkan Pemkab Ketapang sendiri melalui Sekda H. Farhan, SE, M.Si, seperti diberitakan sejumlah media massa belum lama ini, merasa prihatin dan kecewa terhadap pelayanan PLN Area Ketapang yang dinilainya belum dapat bekerja profesional.
Menyikapi hal itu, Wilfrid Siregar selaku Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ketapang ketika dihubungi Redaksi media ini menyatakan siap salah.
“Namun ada beberapa kendala kami di lapangan yang perlu diketahui Pemda”, papar Wilfrid, Senin (28/01/2019) siang.
Ditanya apa kendala yang dimaksud, Wilfrid menjelaskan, bahwa ada proteksi diinternal PLTU yang harus pihaknya setting ulang.
“Dan itu perlu OFF PLTU nya”, kata Wilfrid dari ujung telpon genggamnya.
Ditambahkan Wilfrid, bahwa selain sisi internal mereka, ada beberapa kali kejadian gangguan jaringan PLN Area Ketapang, yakni karena layangan, rantai motor yang dilempar warga, serta pohon yang mengenai jaringan akibat hujan angin (cuaca sedikit ekstrem-red).
Dikonfrimasi, sering rusaknya mesin PLTU itu dikarenakan kualitas mesinnya kurang baik, diakui Wilfrid, bahwa dirinya tidak bilang begitu.
“Tapi memang itu produk Cina”, aku Wilfrid, seraya menyatakan, bahwa pengadaan mesin PLTU tersebut dari Pusat.
Selain itu Wilfrid juga menyatakan, dulu tenaga ahli yang mengoperasikan mesin PLTU itu didatangkan dari Cina, namun sekarang sudah dikelola sendiri oleh Unit Pembangkit dan Penyaluran PLN sendiri.***(R/K65News).
Penulis : Adjie Saputra
Editor : Fahrozi
_____________________
“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS MENDAPAT IZIN TERTULIS DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”
