WARTAWAN KANTOR BERITA ONLINE KABAR65NEWS.COM DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK DILENGKAPI DENGAN KARTU PERS RESMI DAN NAMANYA TERDAFTAR DIBOX REDAKSI

Kabar65News

Menembus Peradaban

Seminar Lintas Organisasi Profesi Kesehatan di Ketapang, Selayang Pandang Bantuan Hidup Dasar

KETAPANG – Bantuan  Hidup Dasar (BHD) berupa Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah suatu tindakan pertolongan pertama untuk membantu menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami henti jantung mendadak.

Hal itu dijelaskan dr. Simon Yosonegoro Liem ketika menyampaikan topik Selayang Pandang Bantuan Hidup Dasar pada Seminar Lintas Organisasi Profesi Kesehatan se Kabupaten Ketapang, dalam rangka HKN (Hari Kesehatan Nasional) Tahun 2017 di Hotel Borneo Emerald, Sabtu (09/12/2017) pagi hingga sore tadi.

Dijelaskan dr. Simon bahwa, henti jantung dapat terjadi pada siapa saja, baik dewasa maupun anak-anak. Penyebab utama henti jantung adalah aritmia (irama jantung yang tidak teratur), yang dicetuskan oleh penyakit jantung koroner, perdarahan yang banyak, sengatan listrik, tersedak, tenggelam, serangan asma yang berat, obat-obatan, dan sebagainya.

“Henti jantung merupakan kegawatdaruratan medis yang berpotensi membaik jika ditangani seawal mungkin. Setiap menit begitu berharga. Menurut data yang ada, apabila terlambat 1 menit maka kemungkinan berhasil 98%, namun apabila tertunda 3 menit maka kemungkinan berhasil turun menjadi 50% . Namun, apabila terunda sampai 10 menit maka peluang berhasilnya hanya 1% dan boleh dikatakan korban itu hampir dipastikan akan mati”, ungkap dokter Simon Yosonegoro Liem.

Oleh karena itu lanjut dokter Simon, pengetahuan mengenai BHD (Bantuan Hidup Dasar) sangat penting. Mengetahui teknik RJP (kompresi dada dan napas bantuan) yang terdiri dari kompresi dada dan pemberian napas bantuan itu menjadi hal yang jamak bagi orang awam di negara maju. “Dengan pengetahuan ini, setiap orang yang terlatih dapat membantu menyelamatkan orang lain yang henti jantung di saat darurat”, terang Simon.

Pada seminar dengan materi Selayang Pandang Bantuan Hidup Dasar (BHD), dalam 1 jam dr.Simon Yosonegoro Liem memberikan teori tentang henti jantung dan teknik RJP (kompresi dada dan napas bantuan). Beberapa peserta pun berpartisipasi dalam latihan kompresi dada dan pemberian napas bantuan. Peserta tampak sangat antusias namun karena keterbatasan waktu maka hanya sebagian peserta yang mendapat kesempatan untuk praktek langsung pada manikin (boneka phantom).

“Kompresi dada yang tepat pada dewasa adalah kecepatannya 100-120 kali per menit dan kedalaman 5-6 cm pada bagian tulang dada (sternum). Satu siklus terdiri dari 30 kompresi dada dan 2 napas bantuan. Setiap 2 menit diperiksa apakah korban telah bernapas kembali secara spontan. RJP berhasil apabila korban bernapas kembali dan RJP dapat dihentikan. Kemudian korban ditempatkan dalam posisi mantap (recovery position) sambil menunggu bantuan lebih lanjut datang.”, kata dokter Simon yang juga selaku ketua panitia pelaksana seminar tersebut.

Selanjutnya dokter Simon juga berharap di kesempatan yang lain ada suatu pelatihan untuk awam dengan waktu yang lebih panjang sehingga semua orang awam terlatih untuk menolong orang lain yang henti jantung di saat darurat.

Sebagai penutup topik selayang pandang bantuan hidup dasar pada seminar tersebut, dr.Simon memberikan simulasi tentang alat AED (Automated External Defibrillator) yakni alat kejut jantung otomatis yang sangat bermanfaat untuk menyetel ulang irama jantung korban yang dilanjutkan dengan RJP.

“Penggunaan AED dan RJP meningkatkan keberhasilan menyelamatkan nyawa orang lain. Harapannya di setiap tempat umum di Indonesia terutama sarana olahraga dan tempat keramaian (misal pantai, bandara, dan mall) terdapat alat AED ini”, pungkas dokter Simon Yosonegoro Liem.***(Halim Anwar/k65news).

Gambar : dokter Simon Yosonegoro Liem saat memberikan simulasi tentang alat Automated External Defibrillator pada Seminar Lintas Organisasi Profesi Kesehatan se Kabupaten Ketapang, dengan thema “Kegawatdaruratan Sistem Kardiovaskuler”, dalam rangka HKN (Hari Kesehatan Nasional) Tahun 2017 di Hotel Borneo Emerald, Sabtu, (09/12/2017).***(Ist).

_______

“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS SEIZIN REDAKSI. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”

______

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *