WARTAWAN KANTOR BERITA ONLINE KABAR65NEWS.COM DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK DILENGKAPI DENGAN KARTU PERS RESMI DAN NAMANYA TERDAFTAR DIBOX REDAKSI

Kabar65News

Menembus Peradaban

Kapan Janji Pancasila, Kembali Menjadi Ideologi Kurikulum Pendidikan Negeri ini?

Oleh : Chandra Kirana, Ketua Umum Seknas KPPJustitia dan Mahasiswa Semester 4 Fakultas Hukum Universitas Djuanda-Bogor

FINALIS Puteri Indonesia 2020 asal Sumatera Barat, Kalista Iskandar menjadi sorotan karena tidak hafal Pancasila.

Kalista mendapatkan pertanyaan dari Bambang Soesatyo, berikut lengkapnya “… beruntung memiliki Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Pertanyaan saya adalah, apakah Kalista hafal, 5 sila yang terkandung dalam Pancasila. Silahkan.”

Kalista berhasil menjawab sila ke-1 sampai sila ke-3 dengan benar, namun ketika sampai di sila ke-4 dan sila ke-5, Kalista seperti kebingungan,dan salah menjawab.

Kata-katanya terdengar berantakan dan tidak sesuai dengan sila dalam Pancasila yang seharusnya.

Kalista akhirnya harus berhenti di Top 6,karena tidak hafal pancasila.

Tentunya hal ini menjadi cemoohan para netizen didunia maya,dan belum tentu yang mencemooh juga hafal lima Sila dalam Pancasila tersebut.

Lantas siapa yang harus dipersalahkan??.

Yang tidak hafal Pancasila bukan hanya seorang Kalista saja,masih sangat banyak yang tidak hafal,bahkan pejabat tinggi negara dan para wakil rakyat di Senayan belum tentu semua hafal Pancasila dan juga lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Indonesia Darurat degradasi ideologi bangsa,dan akan menjadi bangsa tanpa Ideologi serta berkepribadian bilamana pendidikan moral Pancasila hanya sekedar menjadi wacana akan dan akan dari tahun ketahun untuk diterapkan dalam kurikulum Pendidikan sejak Pendidikan Usia Dini sampai pada Perguruan menengah atas,karena dijenjang pendidikan tinggi masih ada mata kuliah kewarganegaraan.

Bukan Salah Kalista tidak hafal Pancasila,Namun Salah mereka dengan alasan reformasi menjadikan Pancasila sebagai barang haram,dan Pemerintah sendiri tidak ada upaya untuk serius mengembalikan Pendidikan Pancasila sejak Era Pemerintahan Megawati sampai saat ini,yang ada hanya wacana akan segera dimasukkan dalam kurikulum yang tidak kunjung realisasinya.

Sejak 15 tahun lalu setiap berdiskusi dengan petinggi dinegeri ini,saya selalu menyampaikan pentingnya pendidikan Pancasila dihidupkan dan Penataran P4 diberlakukan kembali dengan melakukan revisi pada format pelaksanaan teknisnya.

Dalam ajang bergengsi pemilihan putri Indonesia,adalah yang tidak hafal Pancasila seperti Kalista,yang malu seharusnya bukan Kalista tapi para pengambil kebijakan yang tidak menganggap Pancasila itu penting untuk segera dikembalikan dalam kurikulum pendidikan guna meredegradasi ideologi bangsa ini.

Pancasila Sila bukan sebagai Pilar seperti halnya empat pilar yang sering didengungkan oleh MPR,namun yang benar adalah Empat Konsensus kebangsaan(Pancasila,UUD 1945,NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika).

Tidak bisa hanya wacana serta akan dan akan,tapi sudah harus dilakukan dan diterapkan. Jangan dari tahun ke tahun hanya mengatakan akan dikembalikan kedalam kurikulum pendidikan Indonesia,namun semua hanya retorika tanpa adanya realisasi. Sementara dari hari kehari Tunas Radikalisme makin subur tumbuh dan berakar kuat dari basis pendidikan sampai pada institusi-institusi yang sudah tidak lagi terbantahkan.

Jadi harus menunggu sampai kapan,Pancasila sebagai nafas Ideologi yang diletakkan oleh para founding father dan pendiri negeri ini yang menjadikannya sebagai dasar bangsa dan NKRI??.

Semoga saja tidak harus menunggu berubahnya Ideologi oleh paham ideologi lain,dan kemudian hanya menjadi cerita legenda dan dongeng tidur bagi anak cucu kita mendatang.***(r/k65news).

Editor     : Adjie Saputra

_______________

“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS MENDAPAT IZIN TERTULIS DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *