WARTAWAN KANTOR BERITA ONLINE KABAR65NEWS.COM DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK DILENGKAPI DENGAN KARTU PERS RESMI DAN NAMANYA TERDAFTAR DIBOX REDAKSI

Kabar65News

Menembus Peradaban

Menyongsong 75 Tahun Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) di Indonesia

KETAPANG – Pada tahun 2024, Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) sudah 75 tahun berkarya di Indonesia. Dalam rangka menyongsong peringatan 75 tahun berkarya di Indonesia itu, sepanjang tahun 2024 ini, para Suster OSA pun mengadakan serangkaian kegiatan di beberapa Keuskupan di Kalimantan Barat.

Seluruh rangkaian kegiatan 75 tahun OSA di Indonesia diawali dengan Misa Pembukaan  Tahun Yubileum Agung, Seremoni Pemukulan Gong dan pelepasan balon sebagai tanda dimulainya seluruh rangkaian kegiatan Perayaan 75 tahun OSA di  Indonesia, yang dilaksanakan di Ketapang pada 6 Desember 2023 lalu.

Kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh para Suster OSA, antara lain misi umat dalam bentuk turne Natal 2023 dan Turne Paskah, yang dilaksanakan pada 27 Maret – 2 April 2024.

Kegiatan misi umat dalam bentuk  turne Paskah tersebut dilakukan di  4 Keuskupan, yakni Keuskupan Ketapang, Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Sintang. Sedangkan untuk Keuskupan Sanggau akan dilakukan bulan Juni 2024 mendatang.

Dalam misi umat itu, para suster OSA melakukan turne Natal dan Paskah dengan pelayanan liturgi untuk promosi 75 tahun kehadiran OSA di Indonesia.

Di Keuskupan Agung Pontianak, Sr. Felisitas, OSA, Sr. Valentina, OSA, Sr. Agnes, OSA turne Paskah dan pelayanan liturgi di Paroki Ledo, khususnya di Stasi  Mensari, Stasi Palombak, Stasi Dapan, Stasi Semayas, Stasi Sejadis, Stasi Jelatang.

Misi umat yang dilakukan di Paroki Ledo tersebut adalah sebagai bentuk “Common Mission” Augustinian Asia Pacific mengingat Paroki St Agustinus Ledo, Kabupaten Bengkayang, Keuskupan Agung Pontianak dilayani oleh Pastor Augustinian Recollects dari Filipina (OAR).

Di Paroki Ambawang, Keuskupan Agung Pontianak, Sr. Sisilia, OSA, Sr. Stefani, OSA, Sr. Anna Maria, OSA, Sr. Hendrika, OSA, dan Sr. Petronela, OSA turne Paskah dan pelayanan liturgi di Stasi Retok Acin, Stasi Babantek, Stasi Kubu Padi, Stasi Empaning, Stasi Sungai Enau, dan Stasi Sungai Layang.

Di Paroki Menyumbung, Keuskupan Ketapang, Sr. Brigitta, OSA, Sr.Clementina, OSA, dan Sr, Rita, OSA turnei Paskah di Stasi Sengkuang, Stasi Senduruhan, Stasi Mariangin, dan Stasi Sepanggan.

Di Paroki Sukadana, Keuskupan Ketapang, Sr. Patrisia, OSA, Sr. Genoveva, OSA, Mathea, OSA, Sr. Rosaline, OSA, Sr. Cornelia, OSA, Dyphna, OSA, Sr. Alexia, OSA, Sr. Thoefila, OSA, Sr. Oktavia, OSA, dan Sr. Mikaela, OSA turne Paskah ke Stasi Manjau, Stasi Pal 15, Stasi Kepayang, PT. JV Pinang, PT. CUS, Pulau Maya, Stasi Nek Doyan, Stasi Kabau, Stasi Kecurap.

Di Keuskupan Sintang, khususnya di Paroki Ambalau, Sr. Ludovika, OSA turne Paskah ke Stasi Berane, Stasi Tanjung Andan, Stasi Pere, Stasi Ledan, Stasi Nanga Sale, dan Stasi Robungai.

Di Paroki St. Mikael Tanjung Baung, Keuskupan Sintang, Sr. Yasinta, OSA dan Sr. Caroline, OSA turne Paskah ke Stasi Sebangkoi, Stasi Seloyang, Stasi Kenayan, Stasi Maung Darat, Stasi Maung Laut, Stasi Kenuak, Stasi Nanga Ketunggau, Stasi Jemut Belayar, Stasi Dangkuk, Stasi Semuntai, Stasi Saka 2, Stasi Ensabang, dan Stasi Sungai Jalung.

Sepanjang April 2024, panitia juga akan mengadakan Promosi Panggilan berupa Seminar Kerohanian, Pelatihan-pelatihan Dasar Liturgi, Rekoleksi Panggilan Augustinian untuk orang muda. Kegiatan-kegitan tersebut akan diadakan bekerjasama dengan paroki–paroki di empat keuskupan: Keuskupan Ketapang, Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Sanggau dan Keuskupan Sintang.

Selanjutnya, pada Mei – Juni 2024, akan diadakan Seminar Hidup dan Spritualitas Agustinian bagi karyawan dan simpatisan OSA, Seminar Kerahiaman Ilahi, Penerimaan Jubah/Kaul Pertama/Kaul kekal di Nanga Mahap, Keuskupan Sanggau.

Kemudian, pada Juli 2024, akan diadakan bakti sosial dan pada Agustus 2024, akan diadakan Bazaar dan Perayaan Agustinus. Dan acara puncak perayaan 75 tahun OSA di Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2024.

Sejarah Singkat Kongregasi Suster OSA di Indonesia
Kehadiran Kongregasi Suster Ordo Santo Augustinus di Indonesia berawal dari permohonan Mgr. Van Valenberg, OFM.Cap., Vikaris Apostolik – Pontianak kepada Sr. Agneta sebagai Pemimpin Umum Kobgregasi Suster OSA kala itu, supaya Suster OSA berkarya di Kalimantan Barat, Indonesia.

Dari perpohonan Mgr. Van Valenberg, OFM.Cap. tersebut, maka diutuslah lima Suster Augustines berangkat ke Ketapang. Mereka tiba di pelabuhan Ketapang pada tanggal 6 Desember 1949.

Kelima suster pioner dari Kongregasi Suster OSA tersebut adalah Sr. Eupharasia, Sr. Desideria, Sr. Maria Paulo, Sr. Prudentia, Sr. Mathea.

Setiba di Ketapang, kelina suster OSA itu  menyewa sebuah rumah penduduk sebagai komunitas dan berkarya di Rumah Sakit Pemerintah Daerah Agoes Djam, dimana pada waktu itu pengetahuan keperawatan dan situasi masyarakat setempat secara formal masih sangat minim.

Selain berkarya di Rumah Sakit, para suster juga memberikan keterampilan menjahit, memasak, mengurus rumah tangga, dan pekerjaan tangan lainnya bagi para ibu dan para pemudi. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat dan makin banyak peminatnya sehingga diputuskan untuk membeli sebidang tanah dan membangun biara, asrama, serta sekolah KRT (Ketrampilan Rumah Tangga) dalam satu kompleks. Bangunan ini selesai didirikan pada tahun 1957.

Sejak saat itu karya para suster terus berkembang dan kebutuhan akan tenaga pelayanan makin bertambah, sehingga atas kebijakan Dewan Kongregasi di Belanda, diutus lagi beberapa suster yang profesional dibidang kesehatan maupun pendidikan. Dengan demikian jumlah suster Belanda yang pernah diutus ke Indonesia ada 21 orang. Bersama para suster pribumi mereka dengan gigih merintis karya pelayanannya sampai ke daerah pedalaman Ketapang, yakni daerah Tumbang Titi dan Menyumbung, dan juga ke Tumpang (Malang) – Jawa Timur.

Cara hidup dan pelayanan sosial para suster yang tinggi dan penuh kasih membuat kehadiran para suster memikat hati para pemudi untuk menjadi suster Augustinus. Maka atas kesepakatan Dewan Kongregasi di Belanda dan Uskup Sillekens CP, pada tahun 1955 dibukalah Novisiat untuk lima gadis pribumi yang masuk biara. Dalam perkembangan, pada tahun 1984 dibangun rumah postulat dan novisiat baru yang diberi nama THAGASTE (Tempat kelahiran St. Augustinus – Afrika Utara di mana St. Augustinus membentuk komunitas perdana).

Tahun 1990 Kongregasi mengalami perkembangan pesat dalam pertambahan anggota dan menerima calon dari seluruh Indonesia, yakni : Kalimantan, Flores, Timor, Sumatera, Toraja, Irian Jaya (Papua) dan Maluku. Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota maka dikembangkan pula karya pelayanan ke beberapa daerah pedalaman Ketapang Kalimantan Barat, yakni: di daerah Manjau, Tanjung, dan Sandai. Selanjutnya dibuka pula komunitas di Paya Kumang (Ketapang), Semarang (Jawa Tengah), dan Sorong-Manokwari (Papua Barat), dengan demikian gedung Novisiat terus mengalami perluasan.

Pada tanggal 9 Agustus 1992 Kongregasi Indonesia dinyatakan BERDIKARI dari Kongregasi di Belanda. Pemimpin Umum Sr. Tarcies Wijngaard selaku wakil dari Dewan Pimpinan Kongregasi Suster St. Augustinus Belanda secara resmi menyerahkan Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah – Ketapang kepada Dewan pimpinan Kongregasi Indonesia yang diwakili oleh Sr. Albertina Nai.

Serah terima ini merupakan tonggak sejarah dimulainya Kongregasi Suster St. Augustinus dari Kerahiman Allah yang berpusat di Ketapang – Kal-Bar, menjadi Kongregasi Diosesan dibawah reksa Uskup Ketapang. Sejak tahun 1979 – 2003 para suster dari Belanda satu persatu mulai mengundurkan diri dari Indonesia dan kembali ke Belanda.

Sampai saat ini para Suster St. Augustinus tersebar di beberapa keuskupan, yakni: Keuskupan Ketapang, Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Sanggau, Keuskupan Sintang, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan Malang, Keuskupan Surabaya, Keuskupan Agung Semarang, dan Keuskupan Sorong – Manokwari.***(r/tt/k65news).

Editor : M. Fahrozi.

_______________

“MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI PORTAL INI HARUS MENDAPAT IZIN TERTULIS DARI REDAKSI, HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *